Bangsa Indonesia mungkin saja tidak asing sekali lagi dengan arti ilmu pelet ini. Karna nama pelet telah punya kebiasaan terdengar ditelinga kita, terutama beberapa aktor pengetahuan pengasihan.
Tetapi, pastinya, tiap-tiap daerah mengetahui arti ini dengan nama yang berlainan. Di daerah Jawa Tengah, pengetahuan pelet dimaksud pengasihan atau pengetahuan asihan, disamping itu di Sumatra atau di tanah Melayu, ilmu ini dimaksud dengan pekasih. Di Tanah Minang, pelet dimaksud juga pitunang, sesaat tanah bata mengatakannya dorma. Di Kalimantan Barat, orang-orang mengenalnya dengan nama kundang, sesaat di Kalimantan Timur dimaksud pitunduk.
Arti pelet tidak selamanya dihubungkan dengan masalah pengasihan atau percintaan. Di Jawa Tengah, pelet dapat disimpulkan motif pada warangka keris. Dalam orang-orang sekitaran Gunung Muria, pelet dipakai untuk sebutan orang yang berprofesi jadi penculik anak-anak. Disamping itu, di Banyuwangi, pelet disimpulkan dengan juga memikat burung dengan getah pohon.
Baca juga
Tetapi, pada dekade 90-an, mulai ramai arti pelet yang diidentikkan dengan masalah “memikat hati“. Saat itu, kelompok paranormal mulai tunjukkan eksistensi profesi mereka lewat mass media. Mereka juga mengeksploitasi layanan sekitar pelet di iklan-iklannya yang kadang-kadang dihidangkan dengan bhs yang vulgar.
Awal Mula Timbulnya Nama Ilmu Pelet
Bila menilik lebih dalam sekali lagi mengenai arti pelet, banyak kelompok yang yakini kalau arti itu di inspirasi dari nama tokoh Nini Pelet dalam legenda Gunung Ceremai, Kuningan, Jawa Barat.Ilmu perempuan itu di kenal begitu hebat, terutama di bagian pengetahuan pengasihan (percintaan). Nini Pelet yaitu tokoh yang merebut kitab “Mantra Asmara” ciptaan tokoh sakti bernama Ki Buyut Mangun Tapa. Satu diantara isi kitab itu yaitu ajian “jaran goyang” yang di kenal ampuh untuk mengikat hati lawan type. Sampai saat ini, ajian itu masih tetap dipelajari beberapa orang, terutama oleh kelompok paranormal.
Tidak ada komentar:
Write komentar